Tuesday, June 18, 2013

sebuah rasa

Pernahkah kalian merasakan sebuah rasa rindu? Rasa rindu yang sangat mendalam dan begitu memuncak? Rasa yang selama ini hanya tersimpan rapi di dalam dada, tertutup rapat di tempat persembunyiannya, tersamarkan oleh raut muka dan rekah senyuman, yang walaupun pada akhirnya juga akan meluap tumpah ruah. Ini bukan tentang siapa-siapa, bukan tentang pasangan terhadap kekasihnya, tidak juga tentang teman dan karibnya, atau apapun itu, lebih dari itu semua, ini adalah tentang kerinduan seorang anak terhadap orang tuanya, tentang Ibu-Bapaknya.

Hidup di tanah rantau tidak akan serta merta membuatmu tegap sehebat baja, kuat setegar karang, ataupun tangguh laksana gunung yang berderet angkuh. Bukan, bukan seperti itu teorinya. Masih ada bagian dari hidupmu yang tersisa untuk tetap menjadi rapuh. Sengaja atau tidak. Tersadar atau tidak. Bagian itulah yang mempunyai andil besar untuk menumbuhkan rasa rindu pada orang tua, entah yang masih ada maupun yang telah lebih dahulu tiada.

Sejauh-jauhnya burung terbang, tetap ia akan pulang menuju sarangnya. Sejauh-jauhnya seseorang merantau, tetap orang tua yang akan menjadi tujuan akhirnya.

Entahlah, akunya yang terlalu lemah atau bagaimana, sekian tahun di tanah rantau ternyata lebih dari cukup untuk mulai menumbuhkan jenuh, yang sedikit demi sedikit, perlahan namun pasti selalu bergemuruh, di sini, di hati. Jenuh dengan kesendirian yang akhirnya menerbitkan kerinduan akan sosok penuh kasih dan penuh perhatian, pada mereka manusia-manusia yang tak kan tergantikan, orang tua.

Merekalah yang membuat kita ada, merekalah yang menjadikan kita dewasa, mendidik dengan penuh cinta, bersih dari pamrih demi kesuksesan anak-anaknya, seperti apa kita hari ini tak kan lepas dari peran orang tua, percayalah.

Tapi, mana baktiku pada mereka? Mana hormat abdiku pada mereka? Mana tunduk santunku terhadap keduanya? Apa yang sudah kulakukan untuk keduanya?

Tuhan, jika aku boleh meminta, dengan penuh harap hamba mohon izin untuk bisa menemani hari-hari senja orang tua, menunjukkan bakti untuk sedikit membalas setumpuk jasa keduanya. Tidak lagi terhalang bentangan jarak yang ribuan kilo menghadang menghalang. 

Tuhan jika aku boleh sekali lagi meminta, akan kupinta kebahagiaan untuk keduanya, kebahagiaan dunia dan kebahagiaan surga.