Sunday, September 16, 2012

intinya, tetaplah bersyukur

Suatu sore di pantry sebuah perusahaan telekomunikasi nasional.

Ada sebuah percakapan antara seorang karyawati muda dengan seorang Bapak Office Boy.

A  : “Pak, saya lapar, ada yang bisa dimakan nggak yah Pak?”
B   : “Ini ada mie instant, masak aja Mba. (sambil mengambil mie dan menyalakan kompor)
A  : “Makasih Pak. Bapak udah lama kerja di sini? Aku baru dua minggu.”
B   : “Iya, Mba Angelina masih baru masuk ya? Bapak di sini udah delapan tahun.”
A  : “Delapan tahun?? lama juga yah pak? Pernah ngerasa bosen nggak Pak selama delapan tahun itu?”
B   : “Ya pasti pernah Mba, namanya juga kerja begini kan serabutan. Tapi ya apa dengan Bapak bosen lalu bisa pergi begitu saja? Belum tentu Bapak dapet pekerjaan lagi dengan ijazah yang hanya tamatan SMP. Yang lebih penting, apa dengan Bapak bosen terus Bapak jadi berhak mengacaukan masa depan dan kehidupan keluarga Bapak?”
A  : hening
B   : “Bapak kerja juga buat mereka Mba, buat anak istri Bapak. Buat apalagi uang yang Bapak cari kalau nggak untuk membahagiakan mereka? Apalagi yang bisa diharapkan dari seorang lelaki tamatan SMP kecuali kesetiaan dan kerja keras buat keluarganya? Bagi Bapak, apapun pekerjaan Bapak, itu nggak penting, asalkan halal dan menghasilkan uang, itu saja.”
A  : diam
B   : “Bapak ini sudah tua Mba Angelina, walaupun Bapak di sini cuman seorang Office Boy, Bapak bangga karena saat pulang kerja, Bapak masih disambut hangat, masih diharapkan kehadirannya di rumah. Apalagi yang membuat laki-laki bahagia selain disambut di rumah pas lagi capek pulang kerja? Cukup buat Bapak melihat orang-orang yang Bapak cintai bahagia.”
A  : masih diam
B   : “Kuncinya itu hanya satu Mba Angelina, bersyukur. Akan ada saatnya nanti Mba berhenti mecari kehidupan dan mulai mengisi kehidupan itu sendiri. Nggak cuman masalah kerjaan Mba, jodoh juga. Akan ada saatnya nanti Mba berhenti mencari dan mulai menikmati apa yang ada. Dari itu semua Mba akan belajar mencintai, dari situ juga Mba akan belajar hidup dan bekerja keras demi orang-orang yang Mba cintai itu tadi, keluarga.”
A  : tetap diam
B   : “Tetap bersyukur yah Mba, dan selalu hormati suami Mba nanti, berapapun penghasilan yang dia bawa ke rumah. Laki-laki akan selalu bekerja keras dan mengusahakan yang terbaik jika perempuannya patuh dan selalu menghormatinya. Kalau semua itu sudah terbangun dengan baik, pasti Mba mengerti kenapa Bapak bisa bilang seperti ini. (sambil berlalu membawa kain pel)”
A  : speechless

Mungkin pada awalnya hanya sebuah percakapan biasa, tapi berikutnya, mengandung arti yang begitu banyak dan padat. Sebuah nasihat kehidupan.

Itulah mengapa bersyukur adalah sesuatu yang ajaib, yang selalu bisa memberikan kekuatan untuk apapun itu. Saat engkau merasa lemah, merasa tidak berguna dan tidak ada apa-apanya, bersyukurlah, maka semua ‘kan kembali baik.

disampaikan oleh : DAS, Telkom SP 2011

Friday, September 14, 2012

percayalah

ujian hidup yang selalu menerpamu
yang berjuang untuk hidup yang hanya sementara
rasa perih yang hujani hatimu
yang diberikan oleh rasa yang hanya sementara

kita hidup di dunia yang penuh tanda tanya
yang tak mungkin kau ubah dan terpaksa mengikutinya
kita berada di antara benar atau salah
yang tak mungkin dapat kau ukur dengan rasa

berdoalah,,
sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu, Dia ‘kan menjawabnya
percayalah,,

Dia ‘kan menunjukkan kasihNya kepadamu melalui jalannya
percayalah,,

wahai kamu yang tak seperti mereka
yang terlihat cerah menjalani hidupnya
pandangan hidup yang selalu lihat ke atas saja
jadi pemicu keinginan yang tiada habisnya

bersujudlah,,
akui pada Tuhan semua kelemahanmu, Dia ‘kan menguatkannya

memohonlah,,
Dia ‘kan memberikan yang terbaik untukmu melalui caraNya
percayalah,,

berdoalah,,
sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu, Dia ‘kan menjawabnya
percayalah,,

Dia kan menunjukkan kasihNya kepadamu melalui jalannya
percayalah,,

bersujudlah,,
akui pada Tuhan semua kelemahanmu, Dia ‘kan menguatkannya

memohonlah,,
Dia ‘kan memberikan yang terbaik untukmu melalui caraNya
percayalah,,

by: Last Child