Kok
rasa-rasanya blog ini udah menjadi seperti travel blog aja yah, hehe. Isinya
melulu tentang satu report trip yang disambung dengan report trip lainnya.
Biarlah kali ini kuseling dengan bacaan santai.
Belum
lama, di deket kantorku ada tempat nongkrong baru, sebuah angkringan seperti
kebanyakan di daerah Semarang, Solo, maupun Jogja. Jadi aja tempat itu menjadi
favorit aku, juga beberapa teman kantor untuk sekedar ngobrol atau menikmati
segelas jahe susu panas yang wanginya, hmm. Saking seringnya aku ke sana, aku
jadi kenal dengan mas-mas penjaga angkringan tersebut, dia mengaku namanya
adalah Kisut. Oke, panggil aja Mas Kisut, pria asal Klaten, Jawa Tengah.
Mas
Kisut kini sudah akrab dengan teman-teman kantorku juga. Pembawaannya yang
gampang bergaul dan enak diajak ngobrol menjadikan kami cepat akrab dengannya.
Apalagi aku, yang selalu menggunakan bahasa Jawa sebagai sarana obrolan antara
kami berdua. Lumayan mengurangi kangenku akan Bahasa Jawa. Terasa ada yang seru
aja kalau ketemu dengan orang-orang yang nyambung diajak ngobrol Jawa di sini,
di tanah Parahyangan.
Walopun
gak tiap malem, tapi aku termasuk sering dateng ke angkringan Mas Kisut. Entah
sekedar minum teh susu, ngabisin segelas susu jahe, atau cuman duduk ngobrol
aja, ngilangin suntuk setelah seharian lelah bekerja. Aku seneng di tempat ini,
nyaman. Aku bahkan pernah sampe ngobrol hingga dini hari di sini.
Berbagi
cerita tentang hal apapun dengan Mas Kisut adalah seperti melakukan suatu
pekerjaan tak berujung yang tiada
habisnya. Selalu saja ada cerita yang menarik untuk dibahas, selalu aja ada hal
asyik untuk dikisahkan. Saling tukar pengalaman, saling tukar wawasan dan isi
pikiran.
Bukan
cuman Mas Kisut sebenernya yang menjadi teman ngobrol di angkringan ini,
pelanggannya yang multi kultural lintas kasta masyarakat adalah juga hal yang
menarik, sangat menarik bahkan. Ada bapak-bapak kantoran, ada mas-mas sales
yang keseharianya selalu di lapangan, sampai ke sopir truk dengan beragam bahan
angkutan dan tujuan. Selalu asyik ngobrol dengan mereka.
Dari
mereka lah aku bisa dapetin cerita tentang berbagai kisah hidup dari beragam
subyek yang berbeda-beda. Juga tentang pengalaman bagaimana seorang supir truk
pembawa sayuran dari Jawa Tengah harus berjuang agar muatannya tetap segar sampai
Jakarta. Ah, terlalu banyak pengalaman hidup di angkringan kecil ini. Aku
sangat menikmati ini.
Semalaman
rasanya tak cukup untuk berada di sini. Hal-hal yang mendewasakan diri bisa
ditempa di tempat seperti ini. Cukup dengan modal segelas atau dua gelas
minuman hangat, semua pelajaran kehidupan yang keluar dari penjelasan
“dosen-dosen” jalanan tadi akan dengan gratisnya kita dapatkan, tinggal
kosongin aja diri kita dulu untuk bersiap nerima semuanya. Ambil yang
baik-baiknya, terapin di kehidupan.
No comments:
Post a Comment