Wednesday, April 13, 2016

harus ke Timur, menuju Malang (2 - habis)

Sengaja aku pisahkan thread ini karena rasanya agak gimana gitu kalau harus nggabungin coretan tentang dukacita dengan sebuah catatan perjalanan.

Sore itu, kamis di pertengahan bulan Februari, tepat di tanggal 18 selepas jam kerja, aku berangkat ke Malang. Seperti biasa, terminal Harjamukti adalah start awal keberangkatan, tetap dengan PO yang sama dengan trip arah Malang sebelumya, mengharapkan peruntungan untuk dapat menjajal armada terbaru Handoyo.


Namun naas, sepertinya dewi fortuna bener-bener belum berpihak padaku untuk trip Malang ini, kembali aku dapatkan armada Handoyo yang sudah aku naiki untuk ke sekian kalinya. Tidak ada hal yang menarik untuk dibahas, armada sama, kru yang sama, juga dengan tujuan yang sama.

---

Sampai di Malang keesokan harinya, masih cukup pagi saat sampai di terminal Arjosari. Jalanan cukup lancar sehingga armada Hino Handoyo bisa dipacu dengan maksimal dan bebas melenggang di jalanan aspal. Ojek adalah moda transportasi berikutnya yang aku pilih untuk menuju rumah Nenek di kawasan Tlogo Mas, bersebelahan dengan rumah Kakak.

Oh iya, hari Jum’at ini aku cuti, mangkanya aku bisa berangkat kemarin di Kamis sore sepulang kerja. Lumayan ada tambahan hari untuk menghajbiskan weekend di Malang dari pada hanya mengandalkan Sabtu-Minggu saja.

Setelah berbasa basi dengan keluarga di Malang, mulai dari Nenek, kakek, tante, om dan semua yang di sana, termasuk dengan orang-orang yang ngekost di rumah Nenek, aku sempatkan untuk mengunjungi pusara Kakek, sebagai bentuk penghormatan atas segala kasih dan sayang yang telah kakek berikan selama ini. Tangan tertengadah dan doa-doa mengalir dari bibir ini, khusus untuk sang Kakek di alam sana.

---

Sepertinya penyakit capek nulis mulai muncul, hehe. Oke, catatan perjalanan iki akan aku persingkat, hahaha. Setelah mengunjungi pusara Kakek, aku dan kakak muter-muter kota Malang, sekalian sambil kuliner dan ambil tiket pulang di kantor Gunung Harta di kawasan Klojen. Rawon Tessy menjadi pilihan untuk sarapan pagi itu, tempatnya ada di dekat Stasiun Malang.


---

Malamnya, diajak keluarga Kakak untuk jalan-jalan malem, sekalian sambil cari makan katanya. Lepas makan di warung Iga Bakar Mas Giri, mobil diarahkan menanjak ke arah Batu, lumayan buat tambah-tambah perbendaharaan trip-ku, hehe. Di Batu, kami sempat mengunjungi alun-alun kota Batu dan tempat wisata Pasar Parkiran


---

Hari Sabtunya, jadwal hari ini adalah berkunjung ke rumah Tante dan Om di daerah Sumber Pucung di Kabupaten Malang, diteruskan ke Sumber Maron, sebuah kawasan wisata alam yang juga di daerah Malang Selatan. Di Sumber Maron, kita bisa main air, sekedar berendam, menikmati guyuran derasnya air, atau juga bisa tubing, atau biasa disebut dengan single rafting, yaitu arung jeram yang menggunakan ban dalam sebagai perahunya.


---

Minggu siang, saatnya kembali pulang menuju Cirebon, dengan menggunakan armada Gunung Harta dari terminal Arjosari. Sempat dag dig dug tentang armada yang nantinya akan didapat, jangan-jangan SHD yang diidam-idamkan, atau malah dapat zonk dengan Hino RG seperti perjalanan sebelumnya.

Tapi, dewi fortuna lagi baik kali ini, armada Malang sore ini adalah Scania K360 berbaju New Setra Jetbus HD2 garapan karoseri Adiputro. Armada bernomor lambung GH 117 dengan nomor polisi N 7177 UA ini akan siap mengantarku menuju Cirebon. Mantap. Melaju di aspal pantura bersama burung Griffin adalah sebuah kebahagiaan yang luar biasa.


Kru GH 117 ini sangat ramah, saking ramahnya, Bapak Driver sampai menawar-nawarkan gorengan yang baru saja dibelinya kepada kami para penumpang, bapak Driver itu sampai berjalan di sepanjang lorong bagian depan, sekaligus membawa tissue sebagai persiapan barangkali ada penumpang yang menyambut tawarannya. Tidak hanya itu, tutur kata dan tipikal orangnya pun sangat ramah. Belum pernah aku menemui sosok Driver seramah ini sebelumnya.


---

Sampai di rumah makan di daerah Tuban, bertemu dengan saudara kembarnya asal Surabaya, GH 118 dengan dapur pacu dan baju yang sama. Juga ada armada Banyuwangi GH 115 dengan mengusung mesin Mercedes Benz OH 1626 dengan baju yang sama dengan GH 117 dan 118.

Menikmati suguhan service makan yang lagi-lagi begitu istimewa. Kembali untuk pertama kalinya aku mendapati service makan sebuah bus malam dengan menu sate ayam. Ini keren loh. Tidak cukup dengan service makan yang wah, setelah beres service makan, armada kembali dijalankan, kali ini kru memutar film di layar televise layar datar 40 inch yang terletak di kabin bagian depan. Suguhan yang baru aku temui selama mencoba berbagai bus malam.

Tak jarang televise di beberapa bus malam itu hanya sebuah pajangan belaka, atau kalaupun dihidupkan, hanya untuk memutar VCD lagu-lagu dangdut aja, tapi kali ini bener-bener film yang diputar. Puas sekali rasanya mendapati armada dengan pelayanan seperti ini.

Kepak Griffin membelah pantura begitu dahsyat. Perjalanan ini harus kuakhiri di jam 2.30 dini hari. Pencapaian yang luar biasa, sampai di Cirebon sepagi ini. Mantap. Terima kasih Gunung Harta, terima kasih kru GH 117.

  

No comments:

Post a Comment