Saturday, October 1, 2011

anugerah terindah

Dia tahu bagaimana mengayunkan ayunan cukup tinggi untuk membuatmu tertawa senang tanpa membuatmu takut.

Dia akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu di bahunya saat pawai lewat.

Dia tidak selalu memanjakanmu saat kamu sakit, tapi dirinya selalu siap kapan saja saat dibutuhkan.

Dia bisa dengan cepat melupakan apa yang sebenarnya dia inginkan agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.

Dia akan dengan mudah menunda waktu makan malamnya saat engkau bilang bahwa kamu ingin bicara dengannya.

Dia hanya akan menyalamimu saat engkau berangkat merantau, karena jika dia sampai memelukmu, bisa jadi dia tidak akan melepaskan pelukannya.

Dia adalah orang yang bersikap sangat biasa ketika kamu berpamitan merantau, tapi dialah orang pertama yang akan menyambutmu saat pulang.

Dia tidak pernah mencoba untuk menjadi yang terbaik, tapi dia hanya melakukan sesuatu yang terbaik untukmu.

---

Semua orang pasti tahu dengan sosok ini,, sosok yang selama ini menjadi pelindung dan pencari nafkah buat kita, sosok yang bisa menjadi seorang pembimbing dan guru terbaik untuk semua hal dalam kehidupan ini, sosok yang tak asing lagi, ayah.

Ayah, atau yang biasa aku panggil Abi, berdesir hatiku saat mengucap kata tersebut. Dengan predikat kepala rumah tangga yang disandangnya, tak kenal lelah mencari rizki untuk keluarganya, mengobarkan semangat dan menggadaikan keringat untuk kelangsungan hidup anggota keluarga yang diimaminya, dan aku pun sadar beliau tak hanya mencari rizki, lebih dari itu, beliau juga mencari berkah dalam setiap rizki yang diburunya.

Tanpa peduli apa jenis pekerjaan itu, asal halal dan bisa memberi manfaat buat orang lain dan keluarganya, beliau tekuni, beliau lakoni. Tak peduli lelah dan payah, beliau berusaha sekuat tenaganya untuk mencari setetes berkah sang Pencipta di bumi ini, sekali lagi, bukan demi siapa-siapa, cukup demi keluarga.

Tidak, beliau bukanlah seorang yang gila harta. Salah jika orang menganggap beliau hanya memburu rizki saja. Lihat agamanya! Decak kagum dan ungkapan tasbih pasti senantiasa mengalun sunyi di bibir ini.

Aku bangga dengan kebanggaan yang penuh atas dirinya. Bangga di usianya yang telah berumur, semangatnya untuk membenarkan bacaan al-qur’an-nya tak pernah pudar, semangatnya untuk mendalami akan agama Islam serasa tak kan pernah lekang. Aku kagum dengan beliau, kagum dengan kekaguman yang meluap, tumpah hingga semesta pun mendengar.

Semuanya pasti makin takjub apabila mendengar cerita masa lalunya, sosok yang hingga kini rajin sholat berjamaah, bertindak sebagai imam atau muadzin di musholla dekat rumah ini bukanlah alumni madrasah, bukanlah lulusan pesantren, jangankan pesantren, al-qur’an saja baru terbaca saat usia sekolah menengah atas, dan itulah yang menjadi pemicu kekagumanku tentang sosoknya.

Abi, engkaulah anugerah terindah yang Alloh kirimkan untukku. Engkaulah manusia paling bijaksana yang pernah kukenal. Terima kasih atas doa yang selalu engkau haturkan di setiap sujud panjangmu, untukku.

Terima kasih Tuhan, telah menganugerahkan ayah sebaik dia sebagai ayahku.

dedicated for my beloved Dad.

No comments:

Post a Comment