Saturday, October 1, 2011

dua tahun yang mendewasakan

Entahlah, sejak kapan dimulainya hal itu, aku sudah tak lagi mengingatnya. Tapi yang jelas, hal itu kini sudah berakhir. Selesai. Dan lagi-lagi aku tak ingat kapan hari tepatnya. Tak begitu penting.

Kurang lebih dua tahun lamanya hal itu berproses. Tumbuh dari yang asalnya hanya setitik, terus berkembang dan akhirnya membesar, semakin besar, dan kemudian hilang, lepas.

Yah, di postingan sebelumnya “detik-detik kritis”, memang sudah ada gambaran kalau hubungan yang aku bina selama ini dengan baik mulai goyah. Ibarat perahu, mulai oleng terseret gelombang. Bagaimana tidak oleng jika sang kapten mencoba mempertahankan arah kapal, tetapi awak kapal justru menginginkan manuver melawan arus. Mungkin begitu juga yang terjadi dengan hubunganku.

Semua pengorbanan, impian dan harapan rasanya sia-sia jika akhirnya harus seperti ini. Terus apa gunanya hari-hari kemarin yang telah kita lalui bersama? Rasanya hanyalah sesuatu yang percuma. Tak berguna.

Tapi akhirnya aku menyadari bahwa tidak ada yang tidak berguna di dunia ini. Sesuatu yang telah kita kerjakan, pasti ada guna dan manfaatnya untuk diri kita, kalau kita bisa memandangnya dari sisi yang lebih bijak tentunya. Apa yang telah kita lalui bersama kemarin, merupakan sebuah pelajaran yang begitu berharga buatku, sebuah cambuk yang bisa kujadikan renungan yang semoga bisa menjadikanku untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Jauh lebih baik.

Sungguh tak ada yang kusesali satu hari pun dari dua tahun yang kulewati kemarin, atau juga dari hari H saat dia pergi dengan keputusannya sendiri. Sama sekali tak ada yang kusesali. Semuanya bisa kuanggap sebagai hari-hari yang mengajariku untuk menjadi sosok yang lebih dewasa.

Hanya satu hal yang membuatku tak habis pikir tentang keputusannya tersebut. Mengapa setelah semua hal kulakukan sepenuhnya untuknya, dia masih bisa berbuat seperti itu padaku?

1 comment: