Tuesday, January 1, 2013

aku dan bus

Kalau ditanya mengapa aku menyukai kendaraan ini? Aku bingung harus menjawab apa. Begitu juga saat ada yang bertanya, dari sejak kapan aku menyukai bus? Entahlah sejak kapan. Bahkan kalau boleh jujur, saat aku belum TK, ketika aku ditanya tentang cita-cita, coba tebak apa yang aku jawab? Di saat anak-anak yang lain menjawab ingin menjadi presiden, pilot, guru, dokter, atau apapun itu, aku justru menjawab ingin menjadi seorang supir bus.

Teringat juga bagaimana upaya keras kedua orang tuaku saat membujukku untuk pindah sekolah. Saat itu aku sudah bersekolah di sebuah SD Negeri. Kelas satu, beranjak naik ke kelas dua. Kedua orang tuaku merayuku untuk pindah ke sekolah swasta dengan sistem full day school yang jauh lebih bonafit, tetapi harus mengulang kembali ke kelas satu. Tentu yang ada dalam fikiranku saat itu hanyalah penolakan. Bagaimana mungkin aku yang seharusnya sudah akan naik ke kelas dua, harus mengulang kembali ke kelas satu. Apa kata teman-temanku nanti? Dan lagi, aku harus kembali mencari teman baru di sekolah yang baru itu. Ummi dan Abi terus saja merayuku dengan bermacam-macam hal dan fasilitas wah yang ditawarkan sekolah baru tersebut. Merayu dan merayu. Tetapi aku tetap pada pendirianku. Hingga akhirnya sebuah jurus sakti pun mereka keluarkan, mereka bilang “Nanti ke sekolahnya di antar jemput pakai bus loh, bus sekolah”. Dan seketika, saat itu juga aku mengangguk setuju. Aku, Ummi dan Abi pun kompak tersenyum.

Begitulah, aku telah jatuh hati pada kendaraan berbentuk balok besar itu sejak dulu. Sejak masih kecil. Entah apa yang saat itu benar-benar membuatku menyukai bus. Yang jelas, aku suka. Titik. Kalian mungkin akan heran dengan ini semua, tapi itulah yang terjadi pada diriku. Benar-benar nyata. Ada.

Aku suka bus. Aku suka dengan bentuk besarnya yang gagah, dengan livery-nya yang bermacam-macam dan tampak begitu elegan. Aku jatuh cinta dengan interior dan eksteriornya. Aku kagum dengan kelihaian pengemudinya, dengan caranya membelah jalanan saat mendahului kendaraan di depannya. Dan apapun itu, aku suka.

Travelling dengan mode transportasi yang satu ini, benar-benar menarik bagiku. Aku bisa melihat keramaian di sepanjang perjalanan, bisa menjadi saksi bagaimana balok besar itu menjadi raja di jalanan, men-takeover lawan-lawannya yang berjalan lambat di depannya. Tidak seperti saat menggunakan kereta api yang hanya bisa menikmati pemandangan sawah, ladang, sawah lagi, lagi, dan lagi.

Lantas, kalau ditanya, sudah berapa bus yang pernah aku naiki? Hmm,, sudah sangat banyak. Akan aku coba ingat satu persatu di sini.

AKAS (bwi-jbr pp), TENTREM (jbr-mlg pp), LADJU (jbr-mlg pp), HARAPAN JAYA (bwi-jbr pp), TJIPTO (bwi-jbr pp), MINTO (bwi-jbr), INDONESIA ABADI (bwi-jbr), YUANGGA (bwi-jbr), SABAR INDAH (pbg-jbr), BOROBUDUR (jbr-bwi), GUNUNG HARTA (mlg-dps pp), ALMUBAROK (bwi-mlg pp), LORENA (bwi-crb pp), PAHALA KENCANA (crb-bwi), KRAMAT DJATI (mlg-bdg), DAMRI (crb-bdg pp), SAHABAT (crb-bdg pp), BHINEKA (crb-bdg pp), KENTJONO (bwi-jbr pp), RESTU AGUNG (jbr-pbg), HAZ (sby-mlg), HAFANA (sby-mlg pp), RESTU (sby-mdn), DAHLIA INDAH (jbr-bwi), COYO (crb-mlg), ZENA (mlg-sby pp), MILA SEJAHTERA (jbr-pbg).

Semoga tidak ada yang terlewat. Lumayan banyak. Bagaimana dengan kereta api? Hanya sedikit yang pernah kunaiki.

RENGGANIS/TAWANGALUN (bwi-mlg pp), MALANG EXPRESS (sby-mlg), PANDANWANGI (bwi-jbr pp), ARGOJATI (crb-jkt), CIREBON EXPRESS (crb-jkt), GAJAYANA (crb-mlg pp), SRITANJUNG (bwi-jgj pp).

Nah, itulah hubungan dekat antara aku dengan bus. Yang jelas, apapun mode transportasi yang digunakan, selalulah berhati-hati dan berlaku sopan. Sopan pada diri sendiri, pada kru, dan pada orang-orang di sekitar.

No comments:

Post a Comment