“Aku
suka hujan, suara rintiknya yang terdengar di genting kamarku terdengar merdu.”
“Aku
seneng kalau turun hujan, soalnya memory-ku langsung bisa flashback tentang
sebuah kenangan.”
“Gerimis
itu romantis.”
“Aroma
tanah basah karena hujan itu, harumnya penuh dengan damai.”
“Aku
suka mengintip hujan dari jendela kamarku, suasananya benar-benar menyejukkan.”
“Hujan
itu adalah saat bermalas-malasan di dalam hangatnya dekapan selimut.”
Mungkin
seperti itulah di antara kalimat yang bisa mendeskripsikan tentang hujan. Mana
yang merupakan ungkapan kalian? Atau kalian punya ungkapan indah lainnya
tentang hujan? Ungkapan dan gambaran yang lebih indah, mungkin. Atau bahkan
kalian sama sepertiku, yang kini “membenci” hujan?
Musim
hujan yang mulai datang di akhir tahun kemarin, yang masih berlangsung hingga
kini, dan entah sampai kapan akan tergantikan oleh musim kemarau lagi, mungkin
bagi kalian adalah sebuah hal indah, romantis, dramatis dan mendamaikan. Tapi
tidak dengan aku. Rintik hujan yang mungkin bagimu adalah bagaikan alunan suara
yang merdu, bagiku adalah sebuah kepedihan layaknya sayatan sembilu. Gerimis
yang menurutmu romantis, bagiku adalah derai tangis. Suasana saat hujan yang
kau bilang menyejukkan, bagiku adalah sebuah ketakutan. Hujan yang bagimu
berarti hangat dalam dekapan selimut penuh rasa malas, bagiku adalah
pontang-panting penuh kerja keras. Hujan bagiku, tidaklah seindah hujan di
depan indra kalian.
Mungkin
itu semua tampak berlebihan, ya, bahasa sastra akan membuat segala sesuatu tak
sesederhana aslinya. Tapi paling tidak, begitulah lukisan rasa yang digambarkan
oleh hujan, menurutku.
Mata
pencaharianku saat ini, terhitung dari pertengahan 2010, adalah sebuah
pekerjaan yang memaksaku untuk mengibarkan bendera perang terhadap hujan dan
pasukannya. Hujan adalah musuh. Pekerjaanku menuntutku untuk “membenci” hujan
berikut antek-anteknya. Itulah sebuah resiko. Itulah tuntutan. Bagaimanapun,
semuanya masih harus kuhadapi dengan penuh senyuman. Juga doa.
Suatu
saat nanti, aku juga ingin seperti dulu, seperti kalian. Seperti mereka yang
bisa memandang hujan dari sudut pandang yang indah. Sudut pandang yang
mendamaikan. Menikmati harum aroma tanah basah yang menyegarkan.