Friday, February 11, 2011

memulai menulis

"cobalah untuk mulai menulis,, tuh liat Andrea Hirata,, “

Rangkaian kata itu pernah diucapkan oleh Abi kepadaku,, di suatu malam dalam sebuah pembicaraan lintas provinsi melalui pesawat telepon. Sebuah kalimat yang tak begitu kutanggapi pada awalnya, bukan hobiku, kilah diriku saat itu. Ya, hobiku memang membaca, bukan menulis. Membaca hasil tulisan orang lain, menikmati coretan karya orang lain, dan aku begitu menyukainya.

Tak salah memang jika aku bilang diriku menyenangi membaca. Tumpukan buku terlihat hampir di semua tempat yang pernah kusinggahi. Di kamar tidurku di Banyuwangi, di kamar kost ku di malang, kamar kost di Surabaya, kamar kost di Cirebon, bahkan sampai di meja kerjaku disini, ada mekhluk berbentuk kotak persegi dengan lembaran halaman di dalamnya itu. Segala jenis buku bisa jadi santapan favoritku. Novel remaja, novel terjemahan, bacaan keagamaan, atau apapun itu, aku suka. Kecuali komik, sampai saat ini aku belum bisa melatih diriku untuk menyukai lembaran bergambar itu.

Sampai pada akhirnya kubeli sebuah buku dengan judul yang begitu menarik perhatian, akan tetapi begitu memulai mebaca, ah, ternyata muatan tidak semenarik truknya. Isi tidak semenarik judul. Buku itu hanya berisikan tentang diary kehidupan para Tenaga Kerja Indonesia di negeri seberang sana.  Masing-masing dari mereka menuliskan kisah hidup mereka dan akhirnya dibendel dan dibukukan.

Tapi dari situlah aku menyadari sebuah kekalahan. Aku seorang Reza, kalah dengan para pahlawan devisa itu. Melihat kesibukan mereka yang begitu padat, mereka masih bisa meluangkan waktu untuk menulis, sedangkan aku? Apakah aku masih bisa membanggakan diri dengan hanya membaca? Betapa konsumtifnya diri ini, hanya bisa menikmati hasil karya orang lain.

Yah, baru kusadari kalau ternyata diri ini adalah seorang konsumtif. Sifat yang paling buruk karena hanya bisa menikmati tanpa bisa memproduksi. Sebuah negara yang begitu besar saja bisa hancur lebur dengan perilaku konsumtif menahun, apalagi diri ini yang begitu kecil?

Maka mulai saat ini, kudeklarasikan bahwa aku mulai untuk menulis. Menulis apa saja yang bisa menjadi sebuah tulisan karena memang tidak ada rambu ataupun lampu merah dalam hal menulis.

Dengan menulis, aku berusaha untuk tidak lagi hanya menjadi penikmat, berusaha tidak lagi menjadi pribadi konsumtif, dan sepertinya menulis bisa meringankan beban yang sedang kita rasakan. Saat tidak ada kehadiran teman atau orang lain yang bisa menjadi pendengar yang baik untuk diri kita, menulis bisa dijadikan alternatif untuk meluapkan sesutau yang mengganjal dalam diri ini.

Belum terfikir memang, dengan menulis aku akan bisa menjadi seperti Pipiet Senja, Asma Nadia, Ayu Utami, Dan Brown, atau layaknya Andrea Hirata seperti yang Abi pernah bilang, tapi setidaknya aku sudah memulai untuk menulis, walaupun itu masih dalam tahap pembiasaan dan pembelajaran. Tapi aku sudah bertekad untuk selalu menulis. Air dalam sebuah wadah bisa menjadi keruh kalau tidak dituangkan, begitu juga dengan otak, ketika sesuatu yang ada di dalam otak tidak kita tuangkan, otak akan menjadi keruh dan semakin keruh.

Dan akhirnya, aku bisa bersuara, Abi, lihatlah, ini aku, Reza, sudah memulai untuk menulis.

No comments:

Post a Comment