Kisah
ini merupakan sebuah kisah hidup sederhana, sebuah kejadian sejati yang pernah
aku alami sendiri. Kisah ini pernah aku goreskan di blog-ku yang lalu, dan coba
kutuangkan kembali di sini, untuk bisa kita baca bersama.
----
27
Juli 2009,,
Sahabat,,
sebenarnya ini bukan lagi sebuah berita baru,, harusnya berita ini aku posting
di hari H saat semuanya baru saja terjadi,, yah tanggal 19 Juli 2009 lalu,,
Siang
ini, saat matahari begitu terik membakar kota Cirebon, di jam kantor yang
sedikit longgar, kusempatkan diri ini tuk menceritakan sebuah kabar gembira,
kabar gembira yang patut dicontoh dan bukan malah dicemooh, kabar gembira yang
bisa menjadi sebuah motivasi untuk mereka yang sedang mencoba tuk berevolusi.
Yah,
akhirnya dia memutuskan tuk menutup auratnya, berjilbab,,
Sebuah
kejutan tak ternilai saat dia mencoba bertanya dengan penuh kehati-hatian.
“Mas, boleh gak kalo misalnya aku pake jilbab?” Entah nikmat apa yang aku
rasakan saat itu,, hati terasa damai,, fikiran terasa tenang,, dan diri ini
begitu senang seakan ada aliran kebahagiaan dalam satuan yang tak terhingga.
Semuanya
lebih cepat dari yang aku harapkan, semuanya datang lebih awal dari yang aku
targetkan,, subhanalloh,, ternyata hidayah ada di mana-mana dan hadir kapan
saja,,
Masih
begitu jelas dalam ingatan saat senyumnya menghiasi bibir kala ditanya, “Mb
Lynda udah pake jilbab, hany kapan?” senyum, hanya itu yang menjadi jawaban
tiap pertanyaan itu terlontar. Yah aku belum pernah memaksanya untuk menutup
aurat, menyuruh dia menggunakan jilbab pun aku belum pernah,, kecuali dengan
lontaran nada-nada halus,,
Masih
teringat juga, bagaimana saat kami berjalan di mall, dengan kepolosan dan
kemanusiawian jiwa seorang wanita, dia selalu bertanya tiap kali melihat baju
dan gaun-gaun seksi, “ Mas, baju itu bagus yah? Aku boleh gak beli kayak gitu?”
dan jawabanku pun bukan sebuah jawaban yang bernada melarang, akan tetapi,
“Boleh-boleh saja, asal jangan dipakai waktu jalan sama mas, yah?”.
Waktu
pun berjalan, sekarang giliranku yang mencoba untuk mengarahkan, dan bukan
memerintah, saat berjalan-jalan di mall, saat langkah kaki ini melewati gerai
busana muslim, terlontar sebuah kalimat, “Hany, baju itu bagus yah?mau gak kalo
dibeliin?” dan sekali lagi, selalu hanya sebuah senyuman yang terukir indah di
bibir manisnya,,
Hal
tersebut kulalukan bukan satu atau dua kali, namun berkali-kali dengan penuh
kesabaran, harapannya bukan agar dia minta beli dan menyukai, tapi harapan agar
di brain nya tertanam image bahwa baju seperti itulah yang sebenarnya bagus dan
sesuai syariat, aku hanya bisa menanti dengan sabar sambil terus berdoa,,
Perjalanan
matahari dari ufuk timur menuju ufuk barat tak pernah berhenti tiap waktunya,,
sampai akhirnya dia sendiri yang memulai, “Mas, baju yang itu tuh bagus yah?
Yang jilbabnya ada payet-payetnya tuch”. Kalimat itu telontar dari bibirnya saat
kami berjalan melewati beberapa toko baju muslim, dan,, ya Alloh,, inikah
kuasaMu? Inikah anugerah dari kesabaran dan doa selama ini? Subhanalloh wal
hamdu lillaah,,
Hati
ini begitu gembira, dia sudah memulai hari-harinya dengan berusaha di jalanNya,
sebuah revolusi tanpa paksaan, melainkan dengan penuh kesadaran,, bukan hanya
sekedar menutup kepala dengan kain kerudung, akan tetapi juga menutup dada
sesuai dengan perintah dan kalamNya,, sekali lagi bibir ini ingin memuji
keagunganMu ya Alloh,,
Ya
Alloh,, bimbinglah dia untuk selalu istiqomah di jalanMu, pertahankan
langkahnya untuk selalu mengikuti syariatMu, dan hamba mohon izinkan kami tuk
belajar memenuhi perintah-perintahmu,, bersama-sama,,,