aku
jatuh, dan aku harus segera bangun,,
begitulah
yang dicerna otak pertama kali sesaat setelah kecelakaan itu terjadi. Sepi, dan
hujan masih saja mangguyur dengan deras. Kucoba untuk bangun dari posisiku yang
sekarang, jatuh terlentang, tak ada rasa sakit. Aman, pikirku untuk sementara.
Kuhampiri motorku yang tergelatak tak jauh dari posisiku, kucoba mengangkat,
berat.
Saat
itulah muncul dua orang pria yang datang menghampiri, alhamdulillah, setidaknya
aku tidak sendiri saat ini, ada orang yang menolongku. Diangkatnya motorku dan
dituntunnya masuk ke garasi rumahnya sesaat setelah berbasa-basi sebentar,
basa-basi standar antara penolong dan korban kecelakaan.
Kuminta
air bersih untuk sekedar cuci muka setelah sedikit merasa tenang. Segar, namun
ada beberapa bagian yang terasa pedih. Mata kaki sebelah kiri, dagu, dan yang
paling parah adalah punggung telapak tangan kanan, sampai terlihat bagian putih
di bawah lapisan kulit. Mungkin terkena goresan aspal.
Kutelepon
kantor saat itu juga untuk mengabarkan keadaanku, sekaligus meminta
pertolongan. Sementara sang hujan masih saja tak mau berhenti tercurah dari
langit yang begitu gelap.
Lega,
itulah yang kurasa saat dua mobil yang sangat kukenal mendekat ke arahku.
Sebuah mobil avanza hitam dan Ranger silver. Keduanya mobil operasional kantor.
Yah, bala bantuan datang. Situasi basa-basi standar antara aku dan beberapa
rekan kerjaku pun terjadi lagi, tak lama kemudian, setelah berterima kasih dan
berpamitan kepada dua orang pemuda penolong tadi, aku segera naik ke avanza
hitam untuk segera mendapatkan pengobatan. Sempat kutitipkan motorku untuk
diamankan di kantor oleh salah satu dari tim bala bantuan.
Saat
itu, tak sedikitpun fikiran ini mengarah ke motor Honda Revo-ku, perhatianku
total tercurah pada kondisi badan. Belakangan kuketahui bahwa motorku mengalami
kerusakan yang lumayan serius. Sayap kiri pecah, spion tampak menggantung, dan
setang kemudi yang terlihat miring, tidak presisi dengan roda depan.
Masih
di dalam mobil, sambil menahan perih di beberapa bagian tubuh yang luka, kucoba
menggerakkan kaki, tangan, dan bagian persendian lain yang terjangkau untuk
kugerakkan. Bisa. Tidak ada luka dalam ternyata, tidak ada yang patah tulang
atau sejenisnya. Alhamdulillah.
Seperti
itulah gambaran saat itu. Senin malam, 7 Maret 2011, setelah maghrib. Dalam
perjalanan pulang ke kost’an dari kantor, aku mengalami musibah, sebuah
kecelakaan, dalam keadaan lapar, karena belum sempat makan untuk berbuka.
Ada
saat-saat dimana aku merasa begitu menyesali semuanya. Coba aku tadi menunggu
hujan reda, coba aku tadi makan dulu sebelum pulang, coba aku tadi tidak memacu
revo terlalu kencang, coba aku tadi tidur di kantor seperti biasa, coba, coba,
coba, dan coba. Sempat aku mempunyai fikiran seperti itu.
Tapi
ada juga waktu dimana aku begitu menerima dan sangat mensyukuri apa yang masih
tersisa. Alhamdulillah aku jatuh ke bagian kiri badan jalan, alhamdulillah aku
cuman lecet sedikit saja, alhamdulillah aku tadi jatuhnya masih di jalan yang
banyak rumah penduduknya, alhamdulillah velg motor tidak apa-apa, dan masih
banyak hal lain yang harus kusyukuri atas kejadian yang aku alami.
Fa
bi-ayyi aalaa-i robbikumaa tukaddzibaan,,
Maka
nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan,,
Mungkin
akan ada begitu banyak hikmah yang sengaja Alloh persiapkan dibalik kejadian
itu, namun aku masih takut untuk menyebutnya sebagai musibah, teguran, atau
malah adzab. Kucoba ambil sisi baiknya saja. Mungkin Sang Maha Kasih sengaja
mengingatkanku dengan cara yang Dia pilih. Mengingatkankau untuk lebih
berhati-hati, lebih mensyukuri nikmat, dan yang lebih penting adalah Dia
mengingatkanku untuk lebih mengingat akan keberadaanNya.
Ya
Alloh,, terima kasih Engkau masih memberikanku keselamatan, masih memberiku
kehidupan, masih memberiku kesempatan untuk mewarnai hidup lebih lama lagi di
dunia ini. Terima kasih juga Engkau telah menganugerahkan orang-orang yang
begitu mencintaiku di sekeliling hidupku, kedua orang tuaku, sang terkasih,
teman-teman terbaik, sahabat-sahabat sejati, dan semua yang telah mencurahkan
cinta begitu tinggi dalam kehidupan ini.
Engkau
telah memberiku kesempatan, kenikmatan, dan segalanya lebih dari yang bisa aku
fikirkan. Akan kugunakan semuanya dengan sebaik-baiknya. Demi masa depan, dan
demi orang-orang yang mencintai dan kucintai.